Kegiatan menulis, ada yang mengibaratkan seperti seorang
arsitektur yang akan membuat sebuah bangunan. Terlebih dahulu ia menyiapkan
alat kerja yang dibutuhkan. Selanjutnya, membuka pikirannya membuat gagasan
berupa rancangan dalam bentuk gambar diatas kertas. Rancang bangun ini menjadi
landasan ia dalam berkarya sebagai arsitektur.
Demikian pula halnya dengan Anda menulis. Merancang
dan membuat kerangka tulisan atau outline
merupakan kebiasaan yang perlu Anda tumbuhkembangkan terus agar menghasilkan
sebuah karya tulis yang baik dan benar serta menyentuh pembaca. Karena, curahan
kata-kata yang Anda ungkapkan lewat tulisan harus mampu menarik minat baca.
Semakin matang Anda membuat kerangka tulisan, makin sempurna pula isi tulisan
yang dihasilkan.
Penulis, dalam hal ini diumpamakan sebagai seorang
arsitek bahasa. Dalam menghasilkan suatu tulisan, Anda harus dapat mengekploitasi
serta mengekspresikan kemampuannya ke dalam bentuk karya tulis. Selain
mengetahui bagaimana membangun sebuah tulisan secara utuh dan memikat, didalam
berkarya Anda tidak boleh mengabaikan serta keluar dari koridor dasar-dasar
penulisan.
Dasar-dasar penulisan tersebut menjadi fondasi dalam
penulisan dan pemahaman Anda tentang paragraf. Karena pada dasarnya, sebuah
tulisan mencerminkan cara berpikir serta bagaimana Anda memandang suatu pokok
persoalan. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, Anda akan lebih
mampu menuangkan gagasan serta pikiran secara lebih runtut, sistematis dan
teratur.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis.
Namun, pada prinsipnya pengaruh itu dapat dikategorikan dalam dua faktor, yakni
eksternal dan internal. Faktor eksternal, diantaranya masih belum tersedia
fasilitas pendukung, berupa keterbatasan sarana untuk menulis. Faktor internal
mencakup faktor psikologis dan teknis. Tergolong faktor psikologis, diantaranya
kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki. Semakin Anda terbiasa menulis, kemampuan
dan kualitas tulisan akan makin baik.
Dalam menuangkan tulisan, ada beberapa penulis yang
memulai menulis dengan buku tulis atau kertas HVS/folio terlebih dulu. Ia hanya
dengan bermodalkan pena dan kertas, di samping alam pikirannya didalam
menuangkan gagasannya. Kalau ada kata maupun kalimat yang salah dicoret, begitu
seterusnya. Terkadang, karena terkendala dengan sarana prasarana, tulisan yang sudah
dibuatnya tersebut sampai lama tersimpan. Baru dilihat lagi apabila sedang
terinspirasi, akan diperbaiki maupun diketik, hingga akhirnya menjadi sebuah
karya yang utuh.
Ini menunjukkan, belum tersedianya fasilitas pendukung
yang memadai bukan kendala berarti bagi seseorang untuk menulis. Ada banyak pengalaman
penulis-penulis senior yang mengawali kesuksesannya dengan hanya sarana
prasarana seadanya, tetapi mereka tidak patah semangat untuk berkarya. Mereka
sukses sebagai penulis walau kurang didukung fasilitas yang memadai layaknya
penulis lainnya.
Faktor lain yang tergolong psikologis adalah faktor
kebutuhan. Kebutuhan, kadang memaksa seseorang untuk menulis. Seseorang akan
mencoba dan terus mencoba menulis karena didorong kebutuhannya. Sedangkan faktor
teknis, meliputi penguasaan konsep serta penerapan teknik-teknik penulisan.
Konsep berkaitan dengan teori-teori menulis terbatas yang dimiliki seseorang juga
turut berpengaruh.
Faktor kedua dari faktor teknis, yakni penerapan
konsep. Kemampuan penerapan konsep, dipengaruhi banyak sedikitnya bahan yang
hendak ditulis dan pengetahuan cara menuliskan bahan yang diperolehnya.
Keterampilan menulis berkaitan pula dengan kemampuan membaca. Seseorang yang
ingin memiliki kemampuan menulisnya lebih baik, ia juga dituntut untuk dapat membacanya
lebih baik.
Saat ini, Anda tak perlu dalam memikirkan
faktor-faktor yang justru menjadi penghambat kreativitas. Bulatkan tekad Anda
untuk melangkah. Pepatah mengatakan, banyak jalan menuju Roma. Itu berarti,
meskipun ada faktor yang belum mendukung, tetapi anggap saja hal tersebut
sebuah tantangan. Tantangan bagi Anda untuk berbuat dan membuktikan kalau Anda juga
mampu menulis. Fokuskan pada tujuan Anda.
Kenyataannya, menulis sebenarnya hampir sama dengan
berbicara. Bedanya, kalau dituliskan diperlukan pengetahuan tentang ejaan,
tanda baca dan lain sebagainya, sementara bicara sebagai alat komunikasi lisan
atau disampaikan lewat tuturan. Keduanya, dalam berbahasa memiliki keterkaitan
walaupun beda penyampaiannya.
Orang-orang yang sehari-harinya nampak pintar berbicara,
dapat menyampaikan ucapannya panjang lebar, lihai berkelit, serta pandai
memaparkan gagasannya, belum tentu tulisannya lebih baik dari mereka yang sedikit
bicara atau cenderung pendiam. Ada
orang yang pandai bicara, tetapi ketika ia diminta untuk menuliskan ucapannya,
justru hasilnya tak lebih dari beberapa baris saja. Sungguh berbeda jauh dengan
pemaparannya saat dia berbicara.
Kebalikannya, seseorang jarang bicara atau pendiam tidak
sedikit yang mampu menuangkan karyanya ke dalam bentuk tulisan. Dia memang
kurang pandai berbicara, tidak pintar berkelit dan kurang mampu memaparkan
gagasannya lewat bahasa ucapan, tapi ia justru lebih peka dalam menyerap
sesuatu serta dapat mengungkapkannya lewat bahasa tulisan.
Dalam hal ini, seorang penulis dalam berkarya tidak
bisa ditentukan berdasarkan sifat dan wataknya. Orang yang pandai bicara maupun
seseorang yang sehari-harinya justru cenderung pendiam atau jarang bicara,
dalam menuangkan karyanya sama saja. Siapapun dia, bagaimana watak dan
sifatnya, dapat saja menjadi penulis. Tinggal tergantung niat, ketekunan serta
yang terpenting kemampuan (skill)
masing-masing.
Menulis tidak lain dari memindahkan bahasa ke dalam
wujud tulisan dengan menggunakan lambang-lambang grafem. Sering kali juga, kegiatan
menulis dikaitkan dengan seni, yakni seni menulis. Sehingga, ketika sebuah
tulisan sudah menjadi karya tulis, dirasakan oleh pembacanya enak dibaca,
akurat, singkat dan jelas, pembaca langsung dapat memahami isi, maksud dan
tujuan dari tulisan yang dibacanya. Untuk mencapai ini Anda memang memerlukan
latihan serta pengalaman.
Kemampuan Anda dalam berbahasa sama saja dengan
kepandaian menggunakan bahasa. Bila kemampuan ini tidak dilatih, atau dilatih
tapi tidak dijiwai dan dilakukan terus menerus akan sulit pula
mengembangkannya. Dalam penulisan, kemampuan itu terlihat didalam empat aspek
keterampilan. Keempat aspek itu, antara lain mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Masing-masing aspek tersebut saling kait mengait satu sama lain.
Bahkan, sering kali Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan Anda dalam mendengarkan dan membaca disebut
kemampuan reseptif. Sementara,
kemampuan Anda berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif. Kemampuan reseptif dan produktif, dalam berbahasa
merupakan dua sisi penting yang saling mendukung, mengisi dan melengkapi.
Kemampuan-kemampuan tersebut sebenarnya hampir bahkan ada yang setiap hari Anda
melakukannya.
Bila Anda ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan
menulis, mesti banyak mendengar dan membaca. Oleh sebab itu, dengan Anda
mendengar maupun membaca akan diperoleh informasi untuk bisa dibicarakan
dan dituliskan. Mengembangkan kemampuan mendengar dan membaca, dapat juga Anda
diawali dengan kegiatan berbicara dan menulis. Begitulah aspek berbahasa itu
saling mendukung satu dengan lainnya.
Membaca bagi Anda sama saja dengan proses mencerna dan
memahami. Didalam membaca sebetulnya terdapat nalar dan logika. Dikaitkan
dengan menulis, seorang penulis yang baik akan membuat tulisan yang sesuai
nalar dan logika, diantaranya dengan menghubungkan hubungan sebab akibat yang
secara langsung atau tidak langsung dalam sebuah kalimat.
Agar tulisan Anda jadi menggugah, sebenarnya terletak pada
content atau isi tulisan. Isi merupakan inti dari sebuah tulisan. Sebuah
tulisan menarik dibaca orang tertentu, belum tentu akan menarik untuk kalangan
yang lain atau belum pula tepat sasaran alias menggugah bagi pembaca lainnya. Salah satu jalan untuk membuat
tulisan Anda menggugah untuk dibaca dengan membuat mereka atau orang lain
berfikir kalau tulisan kita bernilai bagi mereka, antara lain dengan menulis
yang topik dan isinya sesuai dengan keinginan pembacanya.
Untuk dapat menggugah selera pembaca memang tidak mudah.
Lain orang, kadang lain pula seleranya. Jika Anda bisa melihat kebutuhan,
banyak sekali kebutuhan pembaca, tinggal bagaimana Anda mampu menulis apa yang
dibutuhkan. Bisa jadi, Anda menulis pengalaman sendiri untuk berbagi dengan
orang lain melalui tulisan.
Berdasarkan pengalaman Anda sendiri dalam menuangkan ide
penulisan sebenarnya lebih berharga ketimbang mengikuti tulisan orang lain yang
sudah ada. Paling tidak, penuangan gagasan Anda memiliki ciri khas tersendiri,
baik dalam hal penyampaian maupun isinya.
Jika kalimat-kalimat yang Anda tulis hanya sederhana tentu
pembaca tidak sulit memahaminya. Pembaca tidak akan gampang tersesat untuk
mengartikannya. Akan tetapi, bila tulisan Anda sudah beranak cucu bahkan
bercicit akan sulit di mengerti. Kenyataannya, membuat pembaca mengerti ini
tidak mudah. Anda perlu penguraian dalam penyampaian, tidak berbelit-belit
serta tujuan tulisan harus jelas.
Memang masih banyak orang mengeluhkan kemampuan
menulis termasuk aspek kegiatan berbahasa yang dianggap tidak gampang
melakukannya. Peserta didik di pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa di
perguruan tinggi, bahkan orang-orang yang sudah menamatkan kuliahnya pun
terkadang masih ada yang mengeluhkan sulitnya menulis.
Keluhan ini, antara lain disebabkan sedari awal
kegiatan menulis dianggap bukan kebutuhan pokok. Hanya dibutuhkan pada saat
diperlukan saja. Padahal, kemampuan seseorang dalam menulis, terutama mereka
yang masih berstatus pelajar maupun mahasiswa serta orang-orang yang
kesehariannya lebih banyak dibutuhkan kegiatannya dengan tulis menulis,
kemampuan ini sangat mendukung mereka. Akibat dari keluhan tersebut, akhirnya
menjadi opini publik kalau menulis itu susah. Apakah memang mampu menulis itu
sulit?
Inilah pertanyaan yang perlu dijawab. Menulis seperti
halnya kegiatan berbahasa lainnya merupakan wujud dari keterampilan. Setiap
keterampilan hanya akan Anda peroleh melalui berlatih. Latihan secara
sistematis, terus-menerus, penuh disiplin, dan dijiwai, resep yang selalu
disarankan agar terampil di bidang penulisan.
Tentu saja, bekal untuk berlatih bukan hanya sekedar
kemauan, tetapi juga ada bekal lain yang perlu dimiliki, antara lain pengetahuan,
wawasan, konsep, prinsip dan prosedur yang harus dilalui didalam kaidah menulis.
Garis dan batasan ini tetap berpatokan dalam tata bahasa penulisan, termasuk
karakter tulisan Anda sendiri.
Menulis, berarti mengekpresikan secara tertulis
gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan Anda. Sarana mewujudkan hal
itu, antara lain dengan bahasa. Orang yang berbicara maupun menulis dengan
kata-kata berarti dia berbahasa. Ekspresi melalui bahasa akan di mengerti orang
lain atau pembaca bila Anda tuangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis,
sederhana serta lebih mudah di pahami.
Kemampuan Anda menulis, kenyataannya bukan sesuatu
yang diperoleh secara spontan alias bim
salabim ala kadabra, tetapi memerlukan usaha nyata dalam menuangkan
rangkaian kata, kalimat, dan paragraf. Selain itu juga mempertimbangkan cara Anda
mengatur serta mengkomunikasikannya.
Kegiatan menulis, sama saja dengan meletakkan simbol
grafis yang mewakili bahasa yang di mengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat
membaca simbol grafis tersebut jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari
ekspresi bahasa. Pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang
bahasa, tujuannya tak lain untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi
tentang subjek hakikat dari menulis.
Didalam menulis, Anda tak hanya membuat satu kalimat
atau beberapa hal yang tidak berhubungan, akan tetapi upaya menghasilkan serangkaian
hal yang teratur, berhubungan satu dengan lainnya dan dengan gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu, ketika
Anda terapkan bisa pendek atau mungkin pula hanya berupa dua atau tiga kalimat.
Kalimat-kalimat tersebut diletakkan secara teratur, berhubungan satu dengan
lain serta berbentuk kesatuan yang diterima akal.
Kegiatan menulis, kesempatan Anda untuk menyampaikan
sesuatu tentang individu, mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan
dapat mempelajari sesuatu yang belum diketahui, memberikan batasan kalau
menulis atau mengarang kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan
tertulis dan mengungkapkan pesan.
Karena itu, kegiatan Anda didalam menulis mencakup
berbagai kemampuan, seperti menguasai gagasan, unsur-unsur bahasa,
penggunaan ejaan, tanda baca dan gaya
penulisan. Berdasarkan konsep diatas, menulis memang komunikasi tidak langsung
berupa pemindahan pikiran atau perasaan dari penulis kepada pembacanya.
Dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata serta menggunakan
simbol-simbol, pembaca dapat memaknainya seperti apa yang diwakili oleh simbol
tersebut. Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam
sebuah karangan suatu keharusan bagi Anda. Dari sini, akan terlihat sejauh mana
pengetahuan yang Anda miliki dalam menciptakan sebuah tulisan.
Di samping itu, kosakata dan kalimat yang Anda gunakan
dalam kegiatan menulis harus teratur dan jelas. Teratur, berarti sesuai dengan
alur penulisan. Sedangkan jelas, artinya tulisan itu dapat di pahami. Hal
tersebut dimaksudkan agar apa yang Anda tulis mudah di mengerti pembaca. Jalan
pikiran dan perasaan Anda sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis
atau karangan yang berkualitas.
Tulisan yang tidak beraturan justru membingungkan. Namun
bila tulisan Anda teratur, sederhana, sesuai tema hingga mengikuti kaidah tata
bahasa, pembacanya pun dapat menangkap makna dari tulisan itu. Dengan kata
lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang keterampilan
kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.
Anda tergerak untuk menulis karena memiliki tujuan
objektif yang muaranya bisa dipertanggungjawabkan dihadapan para pembaca.
Karena, tulisan yang Anda buat sarana menyampaikan pendapat atau gagasan supaya dapat
di pahami serta diterima orang lain. Tulisan, menjadi salah satu sarana
berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk menjangkau khalayak massa yang lebih luas.
Atas dasar pemikiran inilah, tujuan Anda menulis dapat
dirunut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks perkembangan
kebudayaan masyarakat itu sendiri. Menulis bagian dari budaya dan penulis
merupakan penjaga, pemelihara, pelestari dan pengembang dari sebuah sisi
kebudayaan. Lewat tulisan yang Anda tulis, komunikasi terjalin, tersalurkan
serta jadi bagian dari peradaban.
Tujuan penulisan, menginformasikan segala sesuatu,
baik itu fakta, data maupun peristiwa, termasuk pendapat dan pandangan terhadap
semua itu supaya khalayak pembaca memperoleh pengetahuan serta pemahaman
baru tentang berbagai hal yang dapat maupun terjadi. Lewat tulisan juga Anda bisa
menentukan sikap, membujuk bahkan dapat meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang
persuasif.
Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan
akan dapat menghasilkan apabila Anda mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat
dan mudah dicerna. Tulisan yang sempurna, apa yang Anda tulis patut jadi acuan
bagi keberhasilan sebuah tulisan ditengah pembacanya.
Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan
seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus di asa, yang pada akhirnya dapat
menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka, penuh
toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain dan tentu saja cenderung lebih
rasional. Tapi sebaliknya, ada juga orang yang justru tidak menghargai pendapat
orang lain dengan alasan tertentu, seperti tidak masuk akal ataupun tidak
sependapat dengannya.
Selain itu, tulisan juga bisa menghibur pembacanya.
Fungsi dan tujuan hiburan dalam komunikasi, bukan monopoli media massa seperti halnya
radio, televisi maupun produk digital lainnya saja, namun media cetak dapat
pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau
bacaan-bacaan ringan yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa
menjadi bacaan penglipur lara. Bahkan, bacaan-bacaan yang alur ceritanya sedih
pun dapat menghibur pembaca. Apapun jenis bacaannya, kalau sudah menyentuh dari
tulisan itu ada kepuasan tersendiri bagi pembacanya.
Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan
berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut, antara lain
kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis serta hasil
dari produk menulis itu sendiri. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan
sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis yang terbagi ke dalam
empat kategori, yakni karangan narasi,
eksposisi, deskripsi dan argumentasi.
Anda diantaranya harus dapat memenuhi klasifikasi itu.
Salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan,
menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan dan pandangan seseorang disebut dengan pemaparan (eksposisi).
Penulis, berusaha memaparkan kejadian atau sesuatu masalah secara analisis dan
terperinci, memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam
tulisan eksposisi, lebih diutamakan informasi yang akurat dan lengkap.
Eksposisi, tulisan yang lebih sering digunakan untuk
menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi atau
artikel pada surat
kabar, majalah dan sebagainya. Tulisan ekposisi menekankan pada pemaparan serta
berusaha menjelaskan atau menerangkan. Untuk menulis karangan eksposisi,
penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya.
Penulis eksposisi harus dapat memperluas pengetahuan
dengan berbagai cara, seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah
yang dikaji dari hasil penelitian, misalnya melakukan wawancara, merekam
pembicaraan dengan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap
objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik, pikiran
utama dan pikiran penjelas harus di organisir dalam bentuk kerangka karangan
yang umumnya dibagi dalam tiga bagian,
yaitu bagian pembuka (pendahuluan), pengembangan (isi) dan penutup yang
merupakan penegasan ide. Bila karangannya bersifat kompleks, harus diuraikan
dalam bentuk sub bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu dapat
disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Sedangkan pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
suatu benda, tempat, suasana atau keadaan dinamakan karangan deskrisi. Seorang
penulis deskripsi, mengharapkan pembacanya melalui tulisannya melihat apa yang
dilihat, dapat mendengar apa yang didengar, merasakan apa yang dirasakannya
serta sampai kepada kesimpulan yang sama dengannya. Dari sini bisa disimpulkan,
deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera yang disampaikan
dengan kata-kata.
Sementara, corak tulisan yang bertujuan menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu
ke waktu disebut kisahan (narasi). Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk
memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau
dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya
konflik.
Untuk corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat dari penulis, meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima
pendapatnya dinamakan argumentasi. Argumentasi dimaksudkan berusaha meyakinkan
pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan
data, bukti atau hasil-hasil penalaran.
Selain itu, karangan yang berisi pemaparan
berdaya-ajuk, ataupun paparan berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis disebut persuasi. Dengan kata lain,
persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Kejelasan, azas pertama dan utama bagi hampir semua
tulisan, khususnya ragam karangan faktawi. Karangan yang kabur, ruwet dan gelap
akan membosankan pembacanya. Karangan yang jelas lebih mudah di mengerti oleh
pembaca. Setiap orang menyukai karangan yang dapat di pahami tanpa susah payah.
Karangan yang jelas, tidak berbelit-belit serta tak berlebihan, justru akan
enak untuk dibaca.
Karenanya, dalam Anda menulis usahakan kalimat-kalimat
yang pendek. Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan sebuah tolak ukur
yang penting. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek.
Pemakaian kalimat yang panjang harus Anda imbangi dengan kalimat-kalimat yang
pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.
Dalam menulis, sebaiknya Anda juga menggunakan
kata-kata yang telah dikenal dan mudah dicernah oleh masyarakat umum. Karena
pemahamannya akan lebih gampang. Sehingga ide yang Anda ungkapkan dapat secara
cepat dan jelas ditangkap pembaca. Untuk itu, Anda musti menghindari kata-kata
yang tak perlu. Setiap kata harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan.
Kata-kata yang tak perlu kenyataannya hanya melelahkan
pembaca dan mengalihkan perhatian. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja. Kata
kerja aktif, mengandung tindakan yang menunjukkan gerak, dapat membuat suatu
tulisan Anda menjadi hidup dan bertenaga untuk menyampaikan informasi yang
dimaksud.
Lebih dari itu, menulislah seperti bercakap-cakap.
Kata tertulis, Anda buat seolah-olah pengganti kata yang diucapkan lisan. Mengungkapkan
gagasan seperti halnya bercakap-cakap, membuat karangan Anda menjadi lebih
jelas. Selain itu, pergunakan istilah-istilah yang penerapannya pembaca bisa
menggambarkannya. Dengan demikian, walaupun didalam tulisan itu terdapat
istilah-istilah yang meski belum diketahui sebelumnya, tetapi dengan
menguraikannya pembaca akan bisa memahaminya.
Kata-kata lebih yang konkret akan jelas bagi pembaca mengartikannya
ketimbang kata-kata yang terbaca masih abstrak. Bila perlu, Anda kaitkan dengan
pengalaman pembaca. Karangan yang jelas, bilamana dapat dibaca dan dipahami
sesuai dengan latar belakang pengalamannya. Dengan cara itu pembaca akan lebih
tertarik.
Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman penulisan Anda.
Karangan Anda harus ada variasi dalam kata, frasa, kalimat maupun ungkapan
lainnya. Keanekaragaman dalam karangan sumber dari kesenangan dalam pembacaan.
Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan. Sebab, maksud
mengarang mengungkapkan gagasan, bukannya
menimbulkan kesan ke pembaca mengenai kepandaian, kebolehan atau
kehebatan penulisnya.
Untuk mencapai tulisan yang sempurna, ada lima
komponen menulis yang baik dan musti Anda perhatikan, yaitu penggunaan bahasa
atau kemampuan menulis kalimat yang tepat, kemampuan mekanis atau menggunakan
tanda baca, menjaga isi kalimat atau kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan
ide dan membuang informasi yang tidak relevan, gaya menulis atau memanipulasi
kalimat dan paragraf, menggunakan bahasa secara efektif, mengambil keputusan
atau menulis dengan gaya yang tepat untuk tujuan dan pembaca tertentu serta
kemampuan memilih, mengorganisasi dan menyusun informasi yang relevan sebagai
bahan penulisan.
Secara teoritis, proses penulisan meliputi tiga tahap
utama, yaitu pra penulisan, penulisan dan revisi. Hal itu bukan berarti
kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap pra penulisan, Anda
membuat berbagai persiapan yang akan digunakan pada penulisan. Dengan kata lain
sebelum menulis, Anda harus merencanakan karangan.
Sebagimana halnya dalam memulai menulis, kegiatan yang
mula-mula Anda lakukan jika membuat suatu karangan terlebih dulu menentukan
topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan Anda bahas didalam tulisan.
Setelah memilih topik, selanjutnya membatasi topik tersebut. Proses pembatasan
topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau diagram jam. Ide induk
yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang akan Anda tulis
hendaknya juga dikembangkan.
Untuk pemilihan topik banyak tersedia dan melimpah di
sekitar Anda, misalnya permasalahan sosial masyarakat, hukum, pertanian,
pariwisata, lingkungan hidup hingga persoalan yang bersifat teknik. Pemilihan
topik yang hendak diangkat ke dalam tulisan sebaiknya sesuatu yang menarik
perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui, daripada
pokok-pokok permasalahan yang tidak diketahui sama sekali oleh pembaca dan
tidak menarik untuk ditulis.
Hal-hal yang patut dipertimbangkan secara seksama
dalam menulis, diantaranya topik yang disajikan harus berada di sekitar Anda,
menurut pengetahuan serta pengalaman Anda. Hindari pemilihan topik yang jauh
dari diri Anda. Sebab biasanya hal tersebut akan lebih banyak menyulitkan Anda
saat menggarap suatu tulisan.
Di samping itu pertimbangan lainnya, penentuan topik
Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Tulisan menjadi menarik dibaca orang karena
sesuai dengan yang dibutuhkannya. Orang akan membacanya bilamana tulisan itu
menarik perhatiannya serta dibutuhkan. Sebab itu, sebelum mengembangkan ide
penulisan, Anda pilih topik yang memang kebutuhan.
Pilih topik tersentral di satu ruang lingkup yang
sempit, terbatas, memiliki data dan fakta yang okjektif. Hindari pokok
persoalan yang justru menyeret Anda kepada pengumpulan informasi yang beragam
jenis serta tidak objektif. Pemilihan topik harus Anda ketahui mempunyai sumber
acuan yang memberikan informasi tentang pokok-pokok permasalahan. Topik yang
dipilih usahakan jangan terlalu baru bagi Anda, sehingga menyulitkan
pengembangannya.
Setelah ide induk dikembangkan, langkah berikutnya Anda
memilih salah satu saja diantara rincian ide-ide yang dimunculkan untuk
dijadikan topik tulisan. Topik inilah yang kemudian perlu Anda olah lebih
lanjut dengan membatasi topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi, pada topik ini
ditentukan salah satu segi, unsur atau faktornya yang dijadikan bahan bahasan.
Langkah terakhir yang perlu Anda lakukan menguraikan
kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar penulisan. Garis besar, rangka
atau disebut juga outline, suatu rencana kerangka yang menunjukkan ide-ide
berhubungan satu sama lain secara tertib, untuk kemudian dikembangkan menjadi
tulisan yang lengkap dan utuh.
Pada prinsipnya, kerangka disebut pula dengan
ragangan. Penyusunan kerangka merupakan proses pengelompokan dan penataan
berbagai fakta yang terkadang jenis maupun sifatnya berbeda, namun menjadi satu
kesatuan yang bertautan. Dalam penyusunan kerangka ini, Anda dapat menulis
berdasarkan ragangan buram atau ragangan kerja.
Ragangan buram, yaitu outline atau kerangka tulisan yang
hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang telah dibatasi.
Sedangkan ragangan kerja, yaitu outline atau kerangka karangan perluasan maupun
penjabaran dari ragangan buram.
Setelah mengetahui cara-cara
memulai dan teknik memberikan nafas ke dalam tulisan Anda, langkah berikutnya
ke proses penulisan. Pada tahap ini, Anda dituntut membangun suatu fondasi untuk
topik berdasarkan pengetahuan, wawasan, gagasan serta pengalaman Anda.
Langkah awal, Anda buat draf
kasarnya terlebih dahulu. Ini modal dasar Anda memulai suatu tulisan. Draf
kasar disini dapat diawali dengan menelusuri serta mengembangkan gagasan-gagasan
Anda. Pusatkan isi dengan tanda baca, tata bahasa atau ejaan yang baik dan benar.
Ingat, hal itu untuk menunjukkan, bukan memberitahukan saat menulis.
Sebagai penulis, sebetulnya Anda sudah
sangat dekat dengan tulisan yang dibuat. Sehingga sulit memulai secara
objektif. Oleh sebab itu, agar tulisan tersebut dipahami dan menarik dibaca,
Anda harus mengambil jarak dengan apa yang ditulis. Anda harus dapat membedakan
dan menseimbangkan kandungan isi hingga pribadi penulis dengan pembaca melalui
karya yang dihasilkan.
0 komentar:
Post a Comment