Meringkas, Menyadur dan Mentranskrip Tulisan

Saat sedang membaca, kadang kita sulit untuk memahami ide sebuah tulisan yang panjang. Mungkin disebabkan tulisannya yang panjang dan gagasannya yang melebar. Tapi tak jarang juga kita kemudian membuat ringkasan dari sebuah tulisan tersebut untuk membantu memahami ide-ide dari si penulis. Hal serupa juga dilakukan manakala Anda ingin menyalin tulisan dalam bahasa lain atau karya tulis tertentu yang inti tulisannya ingin Anda ketahui. Cara menyadur bisa menjadi sebuah alternatif menulis.

Kegiatan meringkas, menyadur, dan mentranskrip beberapa sisi memang memiliki adanya persamaan. Ketiganya masih ditulis berpatokan pada ide orang lain. Meski demikian, dalam hal mentranskrip ada sedikit perbedaan. Kegiatan mentranskrip lebih kepada penyalinan bentuk lisan ke bentuk tulisan.

Untuk menyajikan tulisan dari seorang penulis/pengarang ke dalam sebuah sajian tulisan yang ringkas bukan hal yang mudah. Terlebih dahulu Anda musti membacanya dengan cermat dan memperhatikan tulisan itu saat Anda harus menuliskannya secara ringkas. Hal ini berkaitan dengan upaya Anda untuk menangkap gagasan atau ide dari penulis. Langkah meringkas bisa Anda pakai untuk mengetahui maksud dan tujuan penulis, juga dalam rangka menyajikan sebuah tulisan ke dalam bentuk yang ringkas, padat, dan tetap berpatokan pada ide aslinya.

Dalam kaitan ini, yang harus Anda perhatikan dalam membuat sebuah ringkasan mempertahankan urutan asli dari ide asli penulisnya. Namun, Anda jangan pula mencampuradukkan pengertiannya ketika akan membuat sebuah ikhtisar. Patokan kedua hal tersebut masing-masing ada perbedaannya. Dalam membuat ikhtisar, Anda tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proposional.

Ringkasan, diartikan sebagai penyajian singkat dari suatu tulisan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang penulis asli. Sedangkan perbandingan bagian atau bab dari tulisan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Dengan kata lain, ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu tulisan yang panjang dalam bentuk singkat.

Lalu apa tujuan dari meringkas tulisan? Gorys Keraf mengemukakan bahwa membuat ringkasan dapat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Menurut dia, latihan membuat ringkasan akan mempertajam daya kreasi dan konsentrasi si penulis ringkasan. Penulis ringkasan dapat memahami dan mengetahui dengan mudah isi tulisan aslinya, baik dalam penyusunan, cara penyampaian gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu masalah dan lain sebagainya.

Beberapa bentuk ringkasan diantaranya dapat berupa abstrak, sinopsis dan simpulan. Dalam sebuah karya ilmiah, seperti skripsi, laporan akhir, tesis maupun desertasi, sebuah proses meringkas biasa disebut juga dengan abstrak. Abstrak atau ringkasan dimaksudkan guna memberikan uraian yang sesingkat-singkatnya tentang segala pokok yang dibahas.

Ringkasan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya meliputi dasar masalah, asumsi dasar, hipotesa, metodelogi, data, sumber-sumber pengolahan, kesimpulan dan saran-saran. Ringkasan dalam bentuk sinopsis biasa banyak dilakukan pada buku seperti karya fiksi atau non fiksi. Bentuk sinopsis, salah satu bentuk ringkas suatu karya yang kiranya dapat memberikan dorongan kepada orang lain untuk membaca secara utuh.

Sementara, bentuk ringkasan yang lain adalah simpulan. Simpulan/kesimpulan, yaitu bentuk ringkas yang mengungkapkan gagasan utama dari suatu uraian atau pembicaraan dengan memberikan penekanan pada ide sentral serta penyelesaian dari permasalahan yang diungkapkan. Mencoba menyalin sebuah tulisan menjadi ringkas dapat Anda lakukan juga dengan cara menyadur. Bentuk saduran banyak kita lihat dalam karya fiksi. Penyaduran ini biasanya terlihat pada karya-karya yang berasal dari bahasa asing.

Menyadur adalah menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita, biasanya dari bahasa lain. Menyadur juga diartikan sebagai mengolah hasil penelitian, laporan, dan sebagainya atau mengikhtisarkan. Dengan demikian, menyadur mengandung konsep menerjemahkan secara bebas suatu tulisan dengan meringkas, menyederhanakan, atau mengembangkannya tanpa mengubah pokok pikiran asal. Hal penting yang harus di ketahui dalam menyadur sebuah tulisan, ternyata Anda diperkenankan untuk memperbaiki bentuk maupun bahasa karangan orang lain, misalnya dalam kasus tulisan terjemahan.

Dalam sebuah proses penyaduran karya orang lain, Anda masih tetap berpegang untuk tidak mengubah pokok pikiran asal dari penulis aslinya. Sebagai contoh, ketika Anda akan membuat saduran sebuah cerita, konsistensi yang perlu Anda perhatikan adalah tetap berpegang pada alur dan ide cerita, maupun plot yang ada didalam cerita tersebut. Jangan justru menambahi ide ke dalam cerita itu. Suatu hal yang tidak boleh Anda lupakan dalam menyadur adalah dengan meminta izin, mencantumkan sumber tulisan berikut nama penulisnya.

Kemudian, saat mendengar kata transkrip, pemahaman kita tentu akan mengacu pada penyalinan sebuah bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Transkripsi merupakan pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi atau fonem dengan satu lambang. Hal ini sesuai dengan pandangan J. S. Badudu. Menurutnya, dalam mentranskrip terjadi sebuah penyalinan teks dengan huruf lain untuk menunjukkan lafal, fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Transkrip dalam hal ini sangat berguna, khususnya sewaktu Anda akan membuat salinan, catatan dari sebuah pembicaraan ke dalam bentuk tertulis.

Ada beberapa macam transkripsi. Meskipun sangat kental dengan istilah-istilah linguistik, mengingat pentranskripsian memang dekat dengan kajian ilmu fonetik, pengenalan macam-macam transkripsi tentulah menambah wawasan Anda. Namun, secara garis besarnya transkripsi adalah bentuk tertulis dari ucapan sumber. Beberapa contoh bentuk transkrip, misalnya transkrip pidato, wawancara, atau keterangan pers.                                                   

Dalam mentranskrip, Anda dituntut untuk mendengarkan pembicaraan seseorang yang direkam suaranya, lalu perkataan orang itu dirubah ke dalam bentuk tulisan. Dalam transkip pidato, Anda hanya merubah isi pidato. Sedangkan dalam wawancara maupun keterangan pers, Anda merubah isi dari keduanya yang biasanya berisi pertanyaan dan jawaban dari kita dan nara sumber.

Berkembangnya teknologi dewasa ini, untuk wawancara dan keterangan pers, selain dilakukan bertatap muka langsung juga bisa melalui telepon maupun hand phone. Keterangan pers juga bisa berupa bahan keterangan melalui email maupun faxsimile yang diberikan dari pihak tertentu ke kita maupun media massa, baik cetak maupun elektronik.

Proses mentranskrip, sama halnya dengan mencatat atau menuliskan hasil pembicaraan. Cara yang bisa dilakukan dengan menuliskan kata demi kata dari suatu sumber untuk keperluan tertentu, biasanya direkam pada tape recorder, HP (hand phone) dan lainnya, disalin dalam bentuk tulisan atau ketik.

Sebuah cara penulisan dengan meringkas, menyadur, dan mentranskrip, didalamnya mencakup cara menyajikan sebuah tulisan, pembicaraan ke dalam bentuk tertulis yang tersaji secara ringkas. Sebuah bentuk ringkasan dari tulisan hendaknya tetap menekankan sisi konsistensi akan sebuah urut-urutan sesuai dengan ide atau gagasan penulis.

Begitu halnya saat Anda menyadur, hal tersebut juga berlaku atau tetap mempertahankan ide dari naskah asli. Sementara mentranskrip lebih kepada upaya menyajikan sebuah bentuk lisan ke dalam tulisan. Penyajian hasil tulisan dengan ketiga bentuk ini ternyata dapat menjadi latihan yang baik bagi Anda. Terutama untuk mempertajam pemahaman tentang karya asli. Tambahan lagi, Anda akan menjadi lebih mencermati apa yang dibaca maupun dengar.



No comments:

Post a Comment